Sunday, 24 January 2016

Kehilangan.

Siang tak pernah takut keberadaannya digantikan petang. Sebab, dia tahu bahwa waktu yang dimilikinya hanya sebatas siang, dia tak pernah marah.

Aku sering merasa sedih  jika sesuatu milikku, yang kusukai, kusayangi,  hilang, diambil, atau dirampas. dan mungkin bukan hanya aku. Kiranya semua orang akan begitu. Dan itu manusiawi.
ketika bebrapa waktu lalu, aku kehilangan sesuatu yang kusukai yang kusayangi yang sudah menemaniku hamper di setiap waktu. Ya aku sangat kehilangan. Aku menangis. Mengutuki keadaan.
Dan di suatu saat aku terdiam, memandangi awan dan berdialog seorang diri. Aku mulai tahu,semua yang ku anggap sebagai milikku sesungguhnya bukanlah milikku. Mereka hanya sesuatu  yang dititipkan untuk menunjang hidupku. Aku tak punya apa-apa. Bahkan, aku terkadang lupa bahwa ragaku ini pun juga bukan milikku. Sekali lagi aku, kita, tak punya apa-apa. Semua yang kita miliki di dunia ini hanya titipan.

Jika suatu saat titipan itu diambil kita tak punya hak untuk marah, kesal, tak siap kehilangan. Karena pada akhirnya Yang Menitipkan akan mengambil apa yang ia titipkan.
Kita tak punya apa-apa, Dia-lah yang Maha Punya.


Surabaya, 16 November 2014

Lewat Smartphone, Tingkatkan Budaya Membaca


Tak banyak masyarakat tahu bahwa tanggal 8 september ditetapkan sebagai hari aksara internasional oleh UNESCO. Namun dewasa ini dalam era globalisasi yang tumbuh begitu cepat seperti saat ini masih banyak warga dunia yang tuna aksara. Khususnya Negara-negara yang masih tergolong miskin. Di Indonesia sendiri masyarakat yang tuna aksara bisa dikatakan mengalami penurunan namun tidak sedikit yang masih menyandang status sebagai tuna aksara. Terlebih bagi para generasi terdahulu yang tidak seberuntung kita saat ini sudah mengenal tulisan dan dapat menikmati bangku sekolah bahkan sampai perguruan tinggi.

Teknologi yang berkembang begitu pesat saat ini ikut mendorong akses bagi masyarakat untuk terus berkembang dan melatih potensi diri. Smartphone yang kini sudah menjadi gadget, hampir semua orang memiliki, merupakan salah satu contoh perkembangan teknologi. Berbagai aplikasi yang dapat diunduh dengan mudah oleh penggunanya membuat semua tugas maupun kepentingan dapat di selesaikan dimana saja kapan saja.


Sebagai generasi yang sudah begitu beruntung dapat mengenal bangku sekolah bahkan perguruan tinggi, serta beriringan dengan perkembangan smarphone saat ini, tidakkah pantas rasanya jika hanya menggunakan handphone pintar tersebut untuk sekadar meng-update kooordinat letak hangout di Path ataupun media sosial lainnya. Smartphone yang berarti handphone pintar tentu akan lebih bermanfaat jika penggunanya juga pintar. Salah satu cara menggunakan smartphone dengan lebih pintar adalah dengan rajin menulis atau membaca. Membaca berita, diktat kuliah, buku sekolah, novel atau apapun. Bahwa perlu disadari literasi merupakan elemen penting dalam pendidikan untuk melatih kecerdasan berbahasa dan menambah wawasan. Dengan semua aplikasi yang tersedia di Smartphone tentu tidak sulit untuk menumbuhkan kebiasaan tersebut. 


Surabaya, 7 September 2014